Tuesday, May 21, 2019

SHALAT SUNNAH ISYRAQ



Apakah Anda tahu bahwa pahala mengerjakan shalat Sunnah 2 rakaat ini, sama dengan pahala mengerjakan haji dan umrah?
Begitu besar pahala shalat ini, seberapa seringkah kita melakukannya? Shalat dua rakaat ini diistilahkan oleh para ulama dengan nama shalat isyraq (terbitnya matahari), yang waktunya di awal waktu shalat dhuha. 
Karena itu, di kesempatan bulan Ramadlan ini, mari kita laksanakan shalat Sunnah ini, apalagi bagi kaum Muslimin yang terbiasa jamaah Subuh di masjid kemudian dilanjutkan mengikuti kuliah subuh hingga matahari terbit. Karena salah satu syarat dalam mengerjakan shalat Sunnah Isyraq ini haruslah diawali dari jamaah subuh di masjid, kemudian berdzikir sampai terbit matahari.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak beberapa hadits yang menerangkan tentang shalat isyraq.


1.      Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
2.      Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 « مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ »
Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.”  HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.     Shalat Isyraq 2 rakaat seperti shalat Sunnah lainnya.
2.     Dilakukan bagi orang yang berjamaah shalat subuh di masjid kemudian berdzikir sampai terbit matahari.
3.    Setelah jamaah shalat subuh, disyaratkan berdzikir sampai matahari terbit dalam keadaan suci, tanpa melakukan hal-hal yang tidak termasuk dzikir seperti mengobrol, membuka/membaca medsos dan sebangsanya.  Jika wudlunya batal, maka boleh keluar masjid untuk berwudlu dan segera kembali ke masjid untuk melanjutkan berdzikir.
4.    Dzikir yang dimaksudkan adalah dzikir umum, termasuk membaca al-Qur’an, membaca dzikir pagi atau yang lainya termasuk melakukan kajian agama (pengajian).
5.  Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… sampai matahari terbit“, artinya: sampai matahari terbit dan agak naik setinggi satu tombak, dalam keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “asy-Syarhul mumti'” yaitu sekitar 12-15 menit setelah matahari terbit, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang shalat ketika matahari terbit, terbenam dan ketika lurus di tengah-tengah langit. Untuk hal ini Anda dapat melihat kalender imsakiyah dengan 7 waktu, yang terdapat waktu imsak dan waktu matahari terbit di samping waktu untuk 5 shalat fardlu, Anda juga dapat melihat jadwal imsakiyah dari aplikasi android.
6.   Makna “mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah” adalah hanya dalam pahala dan balasan, dan bukan berarti menggugurkan kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika mampu.


TATA CARA SHALAT ISYRAQ

Shalat isyraq dilakukan 2 rakaat seperti shalat Sunnah yang lainnya.
Berikut ini adalah lafal niat shalat Isyraq.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah Isyraq dua rakaat karena Allah SWT,”

Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah dianjurkan mambaca surat Ad-Dhuha dan rakaat kedua dianjurkan membaca surat al-Insyirah.
Sesudah salam, dianjurkan membaca doa sebagai berikut:
اللهم يَانُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رَقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْإِنْتِقَالِ مِنْ ظَلَامِ مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَايَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الْوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُّهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللهم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا فِيْ اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
Allahumma yaa nuuron nuuri bith-thuuri wa kitaabim masthuurin fii riqqin mansyuurin wal baitl ma’muuri, as`aluka an tarzuqonii nuuron astahdii bihi ilaika wa adallu bihi ‘alaika wa yashhabunii fii hayaatii wa ba’dal intiqooli min dzolaami misykaatii, wa as`aluka bisy-syamsi wa dluhaaha wa nafsin maa siwaahaa an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqotan bii laa yahjubuhaa ghoimul auhaami walaa ya’tariihaa kusuufu qomaril waahidiyyah ‘indat tamaami bal adim lahaal isyrooqo wadz-dzuhuuro ‘alaa mamarril ayyaami wad-duhuuri. Wa shalli Allahumma ‘alaa sayyidinaa Muhammadin khootamil anbiyaa`I wal mursaliina walhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Allahummaghfir lanaa waliwaalidiina wa liikhwaaninaa fillaahi ahyaa`an wa amwaatan ajma’iina.
Artinya:
“Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah  bukit Thur dan Kitab yang ditulis  pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah  Baitul Ma’mur, aku meminta kepadaMu  agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.
Wallahu a'lam



0 komentar:

Post a Comment

VIDEO PEMBAHASAN SOAL

About Me

My photo
Pengawas SMP Kabupaten Pandeglang dengan tugas membina profesional guru dan kepala sekolah

Total Tayangan Halaman

Followers

Popular Posts