Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar
titik kesetimbangan
Contoh getaran yang paling sering
digunakan sebagai model percobaan dalam pembelajaran adalah ayunan bandul.
Jika bandul dilepaskan dari P dengan
O sebagai titik kesetimbangan, maka akan bergerak 1 getaran melintasi P-O-R-O-P
Gerak 1 getaran juga dapat dihitung
dengan lintasan bandul sebagai berikut: O-R-O-P-O atau R-O-P-O-R
Kesalahan yang sering terjadi pada
saat percobaan ayunan bandul:
1. Saat awal percobaan, Bandul di titik P digerakkan sehingga ada kecepatan awal yang berakibat perhitungan frekuensi dan periode getaran tidak tepat.
2. Simpangan awal getaran (θ) melebihi 15o, karena sudut simpangan ini diperhitungkan sebagai nilai sinus sudut tersebut, dimana jika sudut simpang (θ) kurang dari 15o maka nilai sinusnya sama dengan besar sudut dalam satuan radian.
Untuk mengatasi kesalahan point 1,
perhitungan waktu periode tidak langsung bersamaan pada saat bandul dilepas di
P, tetapi mulai dihitung saat bandul sudah bergetar beberapa kali. Misalnya
stop watch mulai diaktifkan saat bandul mulai bergetar ketiga kali, diukur
sejumlah getaran yang diinginkan.
Besaran dalam getaran:
Aplitudo (A) yaitu simpangan getar
maksimal, dengan satuan meter atau cm.
Frekuensi (f) adalah jumlah getaran
yang terjadi setiap sekon. Satuannya jumlah getaran/sekon atau dikenal dengan
satuan hertz (Hz)
Periode (T) adalah waktu yang
dibutuhkan untuk 1 getaran, dengan satuan sekon.
Menghitung periode getaran:
menghitung frekuensi getaran:
Sehingga hubungan frekuensi dan periode
dapat dirumuskan:
Keterangan:
N = jumlah getaran
t = waktu getar (sekon)
T = periode getaran (sekon)
f = frekuensi (Hz)
Contoh soal:
1. Senar gitar yang
dipetik menghasilkan 300 getaran dalam 6 sekon. Berapakah periode dan
frekuensinya?
Jawab:
N = 300
t = 6 sekon
Maka
T = 6/300 = 0,02 sekon
f = 300/6 = 50 Hz
2. Jika stasiun radio Akar Sari bekerja pada frekuensi 100 MHz, berapakah periodenya?
Jawab:
f = 100 MHz = 100 x 106 Hz =
108 Hz
maka
T = 1/108
T = 10-8 sekon
0 komentar:
Post a Comment