METODE ILMIAH DAN
PENGUKURAN DALAM IPA
IPA mempelajari dan memahami berbagai hal di sekitar kita
yang terdiri atas benda mati dan makhluk hidup serta interaksi dan pola
keteraturannya, menyelesaikan masalah yang terjadi di dalamnya, berpikir logis
dan kritis dalam rangka menjaga dan melestarikan keseimbangan alam serta
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Metode Ilmiah dalam penyelidikan
IPA, meliputi pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan.
1. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan untuk mengumpulkan
data dan informasi dengan pancaindra dan/atau alat ukur yang sesuai. Pengamatan
menghasilkan data dari objek atau peristiwa yang dilihat dengan mata atau
dengan alat bantu penglihatan seperti mikroskop, lup, teropong dan lainya, atau
didengar dengan alat pendengaran kita, atau diraba dengan kulit kita seperti
halus dan kasar, atau dibaui dengan alat penciuman kita, serta dirasa dengan
alat pengecap kita. Bukan disebut hasil pengamatan jika didapat dari hasil
indera ke-6 atau hasil menafsirkan saat pengamatan.
Hal penting yang juga harus
diperhatikan saat melakukan pengamatan adalah faktor keselamatan dan keamanan
kerja. Jangan sampai objek yang berbahaya atau beracun diobservasi secara
langsung menggunakan indera kita.
2. Inferensi
Kegiatan inferensi meliputi
merumuskan penjelasan berdasarkan pengamatan, untuk menemukan pola, hubungan,
serta membuat prediksi. Kegiatan ini didasarkan dari pengolahan data hasil
observasi sampai membuat simpulan. Dimungkinkan dalam proses ini ada aktivitas
mengelompokkan, menggolongkan, menentukan hubungan sebab akibat, seberapa besar
pengaruh suatu objek terhadap objek atau kejadian lain, dan menentukan pola
keteraturan yang dapat dirumuskan secara matematis maupun simpulan kualitatif. Simpulan
ini dapat dijadikan dasar dalam membuat prediksi suatu kejadian atau peristiwa
yang akan terjadi berikutnya atau di masa akan datang.
3. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan diartikan
sebagai bentuk pemberitahuan atau publikasi kepada yang lain, baik lisan maupun
tulisan dalam bentuk laporan, tabel, grafik, bagan, dan gambar yang relevan. Para
ilmuwan melakukan ini dalam bentuk buku penelitian yang dapat dijadikan rujukan
secara teori agar dapat diketahui dan dapat dikembangkan lagi bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
OBJEK PENYELIDIKAN IPA
Objek penyelidikan IPA dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Objek mikroskopis
Berupa benda yang sangat kecil (renik), misalnya
bakteri, virus, atau partikel-partikel penyusun atom
2. Objek makroskopis
Berupa benda-benda yang berukuran sangat besar,
misalnya lautan, bumi, matahari hingga jagat raya ini.
Sebegitu luas dan kompleksnya pengetahuan hasil
penyelidikan IPA ini mengharuskan ilmuwan mengelompokkan ke dalam bagian-bagian
ilmu alam sebagai berikut:
1. Fisika, mempelajari tentang aspek mendasar alam,
misalnya materi, energi, gaya, gerak, panas, cahaya, dan berbagai gejala alam
fisik lainnya.
2. Kimia, meliputi penyelidikan tentang penyusun dan
perubahan zat.
3. Biologi, mempelajari tentang sistem kehidupan
mulai dari ukuran renik sampai dengan lingkungan yang sangat luas.
4. Ilmu Bumi dan Antariksa, mempelajari asal mula
bumi, perkembangan dan keadaan saat ini, bintang-bintang, planet-planet, dan
berbagai benda langit lainnya.
PENGUKURAN, BESARAN, DAN SATUAN
Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan dan
kegiatan utama di dalam IPA. Segala sesuatu
yang dapat diukur disebut besaran. Mengukur merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai
sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan pengukuran panjang meja dengan
jengkalmu. Dengan demikian, kamu harus membandingkan panjang meja dengan
panjang jengkal-mu. Jengkalmu digunakan sebagai satuan pengukuran. Misalnya,
hasil pengukurannya yaitu panjang meja sama dengan 8 jengkal.
Kamu juga dapat mengukur panjang meja kamu dengan menggunakan penggaris
sehingga misalnya didapatkan panjang meja 120 cm.
Ada 2 macam satuan pengukuran yang biasa digunakan, yaitu:
1. Satuan tidak
baku: satuan yang digunakan sendiri dan tidak dapat dijadikan standar bagi yang
lain, seperti jengkal, kaki, tobak, dll.
2. Satuan baku:
satuan yang telah disepakati bersama penggunannya dan memiliki ukuran yang
telah ditetapkan, seperti satuan panjang dalam cm
Dalam satuan baku dikenal Sitem Internasional (SI) yaitu satuan yang telah disepakati secara internasional yang mengacu pada 3 besaran yaitu:
1.
Besaran panjang
dengan satuan meter (m)
2.
Besaran massa
dengan satuan kilogram (kg)
3.
Besaran waktu
dengan satuan sekon (s)
Sehingga sistem
internasional dikenal juga dengan sistem mks (meter-kilogram-sekon)
Dalam hal
menuliskan besaran dalam SI yang lebih besar atau lebih kecil dari satuan mks
maka digunakan angka kelipatan 10 dengan menggunakan awalan seperti tercantum dalam
tabel berikut.
BESARAN POKOK
DAN BESARAN TURUNAN
Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya telah ditentukan atau didefinisikan. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang satuanya tersusun atas dua besaran pokok atau
lebih.
Ada 7 besaran
pokok dengan satuannya dalam SI seperti dalam tabel di bawah ini
No
|
Besaran pokok
|
Satuan (SI)
|
Lambang satuan
|
1
|
Panjang
|
meter
|
m
|
2
|
Massa
|
kilogram
|
kg
|
3
|
Waktu
|
sekon
|
s
|
4
|
Kuat arus listrik
|
ampere
|
A
|
5
|
Suhu
|
kelvin
|
K
|
6
|
Intensitas cahaya
|
candela
|
cd
|
7
|
Jumlah zat
|
mol
|
mol
|
Panjang adalah
ukuran jarak antara dua buah titik. Misalnya panjang meja, panjang ruang kelas,
dll. Termasuk ke dalam besaran panjang seperti besaran berikut ini: Jarak,
lebar, tinggi, diameter, jari-jari, sisi, dan sejenisnya.
Alat ukur
panjang antara lain: mistar, penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup.
Berikut ini
beberapa satuan panjang yang biasa digunakan dan konversinya:
keterangan:
km = kilometer, hm = hektometer, dam = dekameter, dm =
decimeter, cm = centimeter, mm = milimeter
Konversi
satuan dari atas ke bawah = perkalikan sejumlah tingkat 10
Sedangkan
konversi satuan dari bawah ke atas = pembagian sejumlah tingkat 10
Contoh:
1 km = 10 hm (hektometer)
1 km = … m (3 tingkat ke bawah) = 10x10x10 m = 103
m = 1000 m
1 mm = … dam (4 tingkat ke atas) = 1:10:10:10:10 dam =
1: 104 dam = 10-4 dam
Massa adalah Jumlah
materi yang terkandung dalam suatu benda. Satuannya dalam SI adalah kilogram. Jika
kamu menimbang badan dengan hasil pengukuran timbangan 35 kg, maka massa badan
kamu 35 kg, bukan berat badan 35 kg. Jadi massa berbeda dengan berat, karena
berat benda adalah massa benda tersebut yang dipengaruhi gaya grafitasi. Satuan
berat benda adalah newton (N). (berat benda akan dibahas secara khusus pada
materi selanjutnya)
Massa benda
dapat diukur dengan timbangan warung, timbangan padi, neraca dua lengan, neraca
4 lengan, neraca Ohauss, neraca digital.
Beberapa
konversi satuan massa:
1 kg = 1000 g
= 103 g
1 gram = 1000
mg = 103 mg
1 mg = 10-6
kg
1 kg = 10 ons
1 kwintal =
100 kg
1 ton = 1000
kg
Waktu adalah satuan selang masa antara dua peristiwa atau kejadian. Satuan waktu dalam SI adalah sekon (s) yang besarnya sama dengan detik.
Alat ukur waktu:
jam atau arloji, stop watch.
Beberapa konversi
satuan waktu:
1 jam = 60
menit
1 menit = 60
sekon
1 jam = 3600
sekon
1 hari = 24
jam
BESARAN
TURUNAN
Besaran
turunan adalah besaran selain 7 besaran pokok di atas. Besaran turun tersusun
atas dua besaran pokok atau lebih, baik 2 besaran pokok yang sama atau besaran
pokok yang berbeda.
Contoh besaran
turunan:
1.
Luas
2.
Volume
3.
Massa jenis
zat
4.
Kelajuan/kecepatan
5.
Percepatan
6.
Gaya
7.
Usaha (Energi),
dll
No
|
Besaran Turunan
|
Deskripsi
|
Satuan dalam SI
|
Nama lain satuan
|
1
|
Luas
|
Panjang x lebar
|
m x m= m2
|
|
2
|
Volume
|
Panjang x lebar x tinggi
|
m x m x m = m3
|
|
3
|
Massa jenis
|
Massa/volume
|
kg/m3
|
|
4
|
Kelajuan
|
Jarak/waktu
|
m/s
|
|
5
|
Percepatan
|
Kelajuan/waktu
|
m/s/s = m/s2
|
|
6
|
Gaya
|
Massa x percepatan
|
kg m/s2
|
Newton (N)
|
7
|
Usaha (Energi)
|
Gaya x jarak
|
(kg m/s2 ) m
= kg m2/s2
|
Joule (J)
|
0 komentar:
Post a Comment